Jika manusia saja mulai harus bertindak untuk menghindari potensi-potensi yang dapat merugikan, begitu pun satwa, mereka juga punya naluri untuk bertahan hidup. Terkhusus lagi ular. Puncak musim hujan -selain membuat kita harus waspada terhadap potensi genangan air bahkan banjir, juga harus waspada terhadap potensi lain yang dipengaruhi oleh tingginya curah hujan. Bulan Januari hingga Maret adalah musim hujan yang berada di puncaknya, dan ular-ular baru bermunculan di periode ini.


Foto milik iNaturalist


Kita semua paham bahwa musim kawin ular adalah ketika menjelang periode musim hujan. Dan ketika mulai memasuki musim hujan, banyak telur-telur ular yang menetas dan juga ular lain yang melahirkan anak-anaknya. Mereka langsung mengaktifkan 'mode' berburunya bahkan ketika baru lahir sekalipun. Tak heran, akan banyak kita temukan ular-ular muda di sekitaran pojok-pojok kawasan atau sudut ruangan, serta di lubang-lubang tikus dan tumpukan benda-benda atau barang-barang.

Karakter mereka berburu adalah menyelinap dan cenderung menyergap. Itulah sebabnya mereka sering ditemukan di tempat yang banyak tumpukan barang. Maka berhati-hatilah bila musim hujan tiba, kita sering berada di dekat tumpukan barang atau ketika memindahkan barang tersebut. Bisa jadi ada ularnya. Dan ular-ular apakah yang banyak ditemukan di sekitaran rumah, terutama yang rumahnya di kawasan subur dan banyak kebun? Berikut beberapa jenis ular yang kerap ditemukan.


1. Ular Sendok

Ular ini memiliki kekuatan bertahan hidup yang baik, sehingga sering muncul di kawasan yang banyak manusianya sekalipun seperti perumahan, tempat wisata, bahkan di pasar. Nama ilmiah ular sendok atau kobra yang kerap beredar di Pulau Jawa adalah Naja sputatrix sedangkan nama ilmiah kobra yang sering ditemui di Sumatera adalah Naja sumatrana. Panjang keduanya bisa sampai 1,8 meter walau rata-rata kobra dewasa yang ditemui adalah 1,5 meter. Ciri khasnya, mampu membuat kepalanya pipih seperti sendok.




Mereka adalah jenis ular berbahaya karena di dekat kelenjar ludahnya juga ada kelenjar bisa. Seberapa berbahayakah bisa (venom) pada kobra tersebut? Perlu diketahui bahwa jenis bisa ular kobra adalah neurotoksin atau racun syaraf. Jika masuk ke dalam darah, neurotoksin tersebut akan merusak jaringan syaraf kita dan kemungkinan kita bisa tewas seperti orang stroke. Berdasarkan jurnal ilmiah Biochemstry and Molecular (Belgia), dosis LD50 jenis kobra berkisar antara 6 to 7 μg/dosis. 

Ini artinya, dengan hanya memberikan kadar bisa sebanyak 7 μg saja kepada 100 orang-orang, 50 diantaranya akan tewas teracuni oleh bisa tersebut. Bagaimana dengan 50 lainnya? Ada yang bertahan dan ada pula yang akan cacat organ tubuhnya meski tidak sampai tewas. Ular ini juga mampu menyemburkan bisa tepat pada bagian mata lawannya. Maka berhati-hatilah bila bertemu ular kobra. Jangan coba-coba menangkapnya bila tak memiliki pengalaman dengan mereka.


2. Ular Lanang Sapi

Ular lanang sapi (Coelognatus radiatus) mungkin tak setegar kobra dalam menghadapi permasalah hidupnya. Mereka mungkin tidak lebih kuat ketahanan fisiknya di tempat yang jauh dari habitatnya. Namun, ular lanang sapi ini pasti akan muncul di tempat yang banyak tikusnya. 





Itulah sebabnya mereka kerap ditemukan di komplek perumahan. Tidak sebahaya ular kobra. Ular lanang sapi, tidak sampai mengakibatkan orang yang terkena gigitan ular ini tewas. Namun tetap saja harus waspada karena air liur di mulutnya mengandung bakteri sehingga dapat menyebabkan infeksi pada bekas gigitannya.


3. Ular Jali

Ular jali atau ular koros (Ptyas korros) adalah ular paling sangar diantara ular yang ada di Indonesia. Meski tidak berbisa, namun gigitannya bisa membuat kulit iritasi. Ular ini dibilang sangar karena karakternya yang agresif. Dia akan membentuk badannya seperti huruf S dan mengeluarkan suara desis yang tinggi ketika sedang agresif. Panjang ular ini bisa sampai 1,8 meter.




Makanan ular ini selain tikus, adalah kodok dan kadal. Cara memangsanya pun mirip dengan ular sanca, yaitu membelit korbannya hingga tak berdaya dan memakannya. Tak heran bila ular jenis ini banyak ditemukan di area perkebunan, persawahan, dan pertamanan. Di perumahan, ular ini sering dijumpai di rumah-rumah orang yang hobi menanam pohon dan berkebun. 


4. Ular Weling

Ular weling atau Bungarus candidus adalah ular yang juga sering ditemukan di dekat perumahan. Panjang maksimalnya seperti kobra, hingga 1,8 meter. Ular ini hidupnya senantiasa dekat dengan air dan melalukan perburuan mangsa pada malam hari. Meskipun bentuknya bagus karena belang putih hitam, namun kita harus sangat waspada atas ular ini. Karena venom (bisa) pada ular ini lebih tinggi dari ular kobra.




Bila ular kobra mampu membunuh setengah populasi manusia dengan hanya menggunakan kadar bisa sebanyak 7 μg saja, ular weling cukup hanya 4 μg saja. Nyaris setengah dari kadar bisa kobra, namun mampu membunuh hingga 50 orang dari 100 orang yang terpapar bisa ular ini. Maka wajib-wajib waspada bila melihat orang ini. Bahkan orang-orang dahulu mengingatkan anak-anak mereka yang sering main di dekat sungai agar segera lari bila bertemu ular ini.


Sebab, berbeda dengan kobra, yang bila seseorang digigit dan tersuntik bisa ular kobra, maka mereka akan merasa kesakitan di sekitar gigitannya. Ular weling tidak. Mereka yang tergigit hanya seperti terkena tusukan jarum saja. Setelah itu, biasa saja. Namun tak akan sampai 40 menit, orang yang terpapar dan tak ditolong secara medis, venom ular weling akan membuat rasa kantuk. Kemudian, dia tertidur dan takkan pernah terbangun selama-lamanya.


5. Ular Cabai

Ular ini walaupun kecil, paling panjang hanya sekitar 1 meter saja (bahkan mungkin tidak sampai), namun waspadalah dengan venom yang dimilikinya. Kemampuan venom yang dia miliki, setara dengan bisa ular weling atau bahkan bisa di atasnya. Ular ini bisa lebih mematikan dari ular weling bagi mereka yang mempunyai masalah dengan paru-paru. Karena di dalam bisa ular ini, ada zat tertentu, yang mampu mengikat kadar oksigen pada syaraf manusia dan menutup saluran sodium pada darah.




Bekas gigitan ular ini juga cukup memberi efek sakit seperti gigitan ular kobra. Meski begitu, peneliti sedang mempelajari kadar bisa ular ini. Karena ternyata terungkap bahwa bisa ular ini memiliki zat yang mampu membantu menghilangkan rasa sakit. Saat ini sedang diteliti tentang bagaimana cara memanfaatkan bisa ular cabe untuk membantu pengembangan obat penghilang rasa sakit.


6. Ular Sanca

Ini adalah ular dengan karakter fisik besar dan panjang. Ukuran dewasanya bisa lebih dari 7 meter. Meski tidak berbisa, namun tenaga ular ini sangat kuat. Dengan ukuran yang hanya 1,5 meter saja, ular ini bisa membelit kucing dewasa hingga tulang kucing tersebut patah. Yang ukuranya 2 meter, mampu melilit dan mematahkan tulang leher anak kecil. Apalagi yang ukurannya hingga di atas 3 meter. 

Hati-hati! Ular ini tipikal penyergap ulung, pembunuh tercepat. Hanya dengan lilitan kuatnya, tulang bisa patah dan lebih parah lagi, tercekik hingga kehabisan oksigen. Banyak pekerja kebun dan ladang yang tidak sadar bahwa mereka sedang diintai ular ini. Bila kita mencurigai keberadaan ular ini, lebih baik segera  melakukan antisipasi. 

Kita tak pernah tahu berapa ukuran ular sanca yang sedang mengintai kita, di saat sedang beraktifitas di hutan atau daerah rimbun dan teduh. Bila ternyata ukurannya 4 meter ke atas dan kita telah masuk ke dalam area sergapnya, secepat apapun kita berlari, tak akan mengalahkan kecepatan dia menyergap. 

Ular ini karnivora, yakni memakan mamalia kecil dan besar, baik tikus, kambing, bahkan hingga yang lebih besar dari manusia. Dia juga memangsa ular-ular kecil. Ular sanca (Reticulatus sp.) hidup di sekitaran sungai dan danau. Mereka adalah perenang air tawar yang baik.


Foto milik Kompas