Tim eFishery sukses menjalankan proyek budidaya nila salin, yang mengadopsi teknologi eFeeder. Teknologi yang dimiliki oleh eFishery itu bertujuan untuk memaksimalkan hasil panen, agar menghasilkan ikan nila yang memiliki kualitas lebih baik. Alhasil Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono, melakukan peninjauan terhadap klaster budidaya nila salin yang dilakukan di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, Jawa Barat. 


Peninjauan dilakukan untuk melihat hasil dan keberlangsungan proyek budidaya nila. VP Public Affairs eFishery, Muhammad Chairil, menjelaskan eFeeder merupakan alat pemberi pakan otomatis yang dapat diatur melalui smartphone yang akan mempermudah pembudidaya untuk mengatur jadwal pemberian pakan. 





"Melalui proyek budidaya nila salin ini, kami berkomitmen untuk memberikan solusi teknologi terbaik kepada para pembudidaya dengan menggunakan eFeeder, alat pemberi pakan otomatis yang inovatif. Kami sangat antusias untuk terus mendukung keberlanjutan proyek ini, serta berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan budidaya di Indonesia," ujar Muhammad Chairil.  


Sebagai perwakilan dari eFishery, lanjut Chairil, pihaknya merasa sangat bangga atas kerja sama yang telah terjalin dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. "Kolaborasi antara sektor publik dan swasta adalah kunci untuk mencapai potensi penuh industri perikanan dan kami berharap dapat terus bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama," lanjutnya.


Saat ini, ada empat klaster kolam budidaya nila salin di BLUPP Karawang. Pada kolam A dan B terdapat 256 unit feeder dan proses budidaya sudah berjalan, sedangkan pada kolam C dan D saat ini dalam tahap pembangunan. Kolam-kolam ini menerapkan model berbasis darat (land base), bukan berbasis danau (lake base), sehingga diharapkan dapat mengurangi limbah yang akan berdampak langsung pada masyarakat apabila dilakukan di danau atau sungai. 


Hal itu sejalan dengan komitmen eFishery untuk menjaga keseimbangan ekosistem melalui teknologi yang terjangkau dan ramah lingkungan. “Proyek ini merupakan proyek multi-stakeholder, yang menyatukan beberapa pihak, termasuk eFishery, untuk dapat membantu kami dalam mewujudkan klaster percontohan budidaya nila salin. Keberhasilan klaster nila salin ini dapat diteruskan oleh para investor dan komunitas pembudidaya,” tutup Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, TB Haeru Rahayu.