Sebenarnya saya, dengan kapasitas sebagai jurnalis, telah lama diminta untuk berbagi tips tentang bagaimana sebuah foto bisa diterima oleh media massa. Namun hal tersebut belum sempat saya lakukan.

Dan dalam tulisan ini, saya pun dengan kerendahan hati, akan mengungkapkan tips tentang bagaimana sebuah foto, setidaknya bisa diterima media massa. Lebih bagus lagi, bila foto tersebut menjadi foto utama (headline). Berikut ulasan singkat, jelas, dan padatnya.


Ketika wabah Coronavirus SARS-Cov2 baru dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO, seluruh dunia pun melakukan aktivitas lockdown (baik yang 100% lockdown maupun parsial). Dan dengan menerapkan aktivitas terisolir (work from home), maka banyak orang yang berkarya secara online, salah satunya berjualan hasil karya foto. 

Sebuah foto, tak cukup hanya baik secara teknis. Meskipun konsepnya unik, tajam, dan jelas (secara teknis fotografi dapat diterima), lalu komposisi dan teknik fotonya juga sudah pas, tapi apakah foto tersebut juga memiliki nilai informasi? Boleh saja foto tersebut baik secara teknis, terang benderang, tajam, tapi sayang disayang rupanya ada moment yang tertinggal. Maka secara hukum jurnalisme, foto seperti itu tak bisa lolos meja redaksi. 


Kemudian untuk foto komersil, apakah foto yang sudah baik secara teknis itu memiliki unsur-unsur yang bisa membantu dalam penjualan sebuah produk? Ini yang penting untuk diketahui. Coba lihat foto di bawah ini :




Sebuah foto, idealnya memiliki nilai komersil yang bisa membantu dalam penjualan sebuah produk. Karena walau bagaimanapun, sebuah media massa bisa hidup karena ada iklan di dalamnya. Sementara iklan, mengandung unsur jual beli. Maka foto kita pun, harus bisa memenuhi unsur bisnis di dalamnya. 

Foto saya di atas adalah foto yang dijadikan headline untuk media penjualan brownies di London, yakni The Melting Pot | Brownie Shop (https://www.the-melting-pot.co.uk). 

Sedangkan foto aslinya ada di sini : (https://www.unsplash.com/@ang10ze)




Selanjutnya, ada foto yang memiliki beberapa kriteria tentang pemanfaatan letak dan tata ruang frame. Apa maksudnya? Yaitu foto yang di dalamnya terdapat ruang tertentu, yang bisa dipakai untuk menulis sesuatu, misalnya copywriting. Karena ada pertimbangan khusus, bahwa ruang tertentu di foto tersebut bisa dimanfaatkan. Pemanfaatannya bisa untuk berbagai kemungkinan. Bisa untuk kampanye seperti foto di bawah ini :



 




Foto yang saya ambil hanya bermodalkan tangan dan pita berwarna pink tersebut, tujuannya adalah menjual konsep. Adapun konsep yang dimaksud adalah konsep tentang perjuangan melawan kanker payudara. Maka di dalam artikel yang dirilis oleh media di Filipina, tata ruang foto saya dimanfaatkan sebagai bagian dari kampanye hidup sehat, melawan ganasnya kanker payudara di tengah wabah Covid-19. 

Ini link artikel mereka yang terdapat foto saya :

https://www.pressreader.com/philippines/daily-tribune-philippines/20201011/282595970379559?fbclid=IwAR3di9qLyW9zxKVOUd8yNstMLqpSljh9Es3LrJMBu0FSUUvbummfhpQk1AI  

Berikutnya adalah foto saya yang mereka beli (entah dari Shutterstock atau Adobe Stock), dan masih tentang kampanye melawan kanker payudara. Konsepnya masih pada penempatan objek, di antara tata ruang yang bisa dimanfaatkan. Artikelnya dapat dilihat di sini https://www.yolohealthwellness.org/yoga-cancer 



Sedangkan foto aslinya ini :

Foto saya di Shutterstock


Foto saya di Adobe Stock


Maka kesimpulannya adalah, nilai foto juga dilihat dari perpaduan objek di dalamnya. 

Ini juga foto saya lainnya, yang dimanfaatkan oleh mereka di Columbia :

https://www.poblanerias.com/2020/10/como-hacer-una-autoexploracion-de-senos/angiola-harry-mkm4i2yncpa-unsplash/ 




Dan ini foto aslinya :




Foto-foto Angrybow di Shutterstock:
https://www.shutterstock.com/g/Angiola+Prabowo