Saya belajar content creation baru di tahun 2016, itu pun karena tuntutan pekerjaan. Jadi berdasarkan apa yang saya pelajari dari pekerjaan saya itu, pada intinya, #content #creation (dalam hal penyampaian informasi), adalah bagaimana kita menuangkan kreasi-kreasi agar dapat membantu mereka lebih cepat paham.

Mereka dalam hal ini adalah orang-orang yang membaca, mendengar, dan menonton. Dan saya membatasi hanya sampai pada membaca dan menonton saja. Karena untuk bidang mendengar, seperti siaran radio, speech, dan perihal audio messaging, ada keterlibatan aspek minat dan bakat yang menentukan. Misalnya tipe suara dan ke-ngocolan diri. Dua hal yang tak semua orang bisa mengolahnya dengan bagus.

Tapi menulis, orang-orang tak perlu berbakat menulis. Cukup belajar dan belajar terus mengasah logika, insting, dan analisis, sehingga bisa membuat tulisan yang bermanfaat dan eye catch. Sering toh? Kita membaca sebuah tulisan yang panjang ngga kira-kira, tapi tetap saja kita terus ingin membacanya. Karena apa? Ya karena isi tulisan tersebut mampu membangkitkan daya imajinasi kita sebagai pembaca.

Tulisan seperti itu banyak dijumpai pada novel, cerpen, cerita feature, dan beberapa tulisan investigatif. Juga ada tulisan yang tidak panjang, namun dibantu dengan simbol-simbol dan grafis (infografis) sehingga memudahkan penyampaian maksud dan informasi.

Panji Petualang

Lalu yang paling mutakhir adalah bidang visual atau buat para penonton. Sebelum masuk ke pembahasan, saya langsung saja mengambil contoh dari vlog-nya #PanjiPetualang di YouTube. Bisa kita search Panji Petualang di YouTube. 





Nah, inilah yang menurut saya content creation yang paling oke saat ini. Saya tidak banyak melihat animasi-animasi rumit, teknik pengambilan gambar yang advance, serta menurut saya Muhammad Panji sebagai pemilik vlog, tidak memerlukan peralatan shooting yang sophisticated. Dia mengerjakan vlog dengan cara yang sederhana, namun kita bisa lihat berapa banyak Subscriber dan viewer serta like and comment di setiap tayangannya. Luar biasa jutaan.

Menurut saya, ini lantaran Panji tepat banget membikin konten (isi) video untuk masyarakat Indonesia. Negara Indonesia yang tropis dan eksotis, berisi penuh dengan keindahan alam, menyimpan banyak keindahan dan cerita-cerita menarik di balik alamnya, dijelajahi oleh Panji dengan sudut pandang edukasi. Dia juga bukan vloger yang autis. Karena di dalam tayangannya, Panji merujuk pada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan satwa dan lingkungan.

Sekarang coba kita perhatikan bersama, apakah Panji begitu tampannya, sehingga menarik minat berjuta mata untuk melihatnya? Kalau menurut saya, betul dia tampan, tapi bukan karena ketampanannya yang membawa ketertarikan penonton. 

Lalu apakah karena karena interpersonal skill dia, sehingga membuat orang-orang mau men-subscribe tayangan dia? Saya rasa bukan, gesturnya masih kikuk ketimbang mereka yang belajar manner kepribadian. Dan dari suara? Merdukah suaranya? Dari action? Seperti aktor lagakah dia? Fenomena? Semuanya bukan. Seperti tayangan sederhana di bawah ini :





Semua hal yang saya sebutkan di atas tadi bukanlah yang menyebabkan channel Panji membludak penonton. Tapi sederhana sekali, yaitu lebih kepada penyampaian informasi yang tepat guna. Panji menyampaikan informasi yang pas, yang dibutuhkan banyak orang di Indonesia, baik mereka yang sekedar hobi hingga ke pihak kedinasan pemerintah (dinas pariwisata, kehutanan, lingkungan, dan lainnya).

Tak perlu detail animation untuk menjelaskan apa yang dia dapat di alam, belantara, dan rimba. Juga tak perlu infografis di tayangan, namun dia mampu menyampaikan apa yang dibutuhkan masyarakat tentang alam sekitar. Jadi pada intinya, #contentcreation adalah menyampaikan informasi yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, apa adanya, berkaitan, dan punya referensi tepat. Tak perlu skenario buatan yang justru malah kontroversif.

FYI : Tulisan ini telah mendapat tanggapan positif dari Panji Petualang