Nestlé Indonesia membagikan praktik terbaik yang telah dijalankan perusahaannya, serta menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Hal tersebut dilakukan Nestlé Indonesia dalam Indonesia Corporate Sustainability Outlook (ICSO) 2025 yang diselenggarakan oleh Olahkarsa, S&P Global, dan Sustainable 1, di Hotel Sultan Jakarta pada Kamis, 24 Juli 2025 lalu.
Salah satu bentuk nyata dari kolaborasi tersebut adalah penerapan ekonomi sirkular dan dukungan Nestlé Indonesia terhadap pembangunan pengelolaan sampah terpadu yang berorientasi pada pemberdayaan komunitas lokal.
Pada ICSO tahun ini, Nestlé Indonesia berpartisipasi sebagai pembicara dalam Thematic Session 2 yang mengangkat topik “Sustainable Food, Agriculture, & Circular Economy for Resilient Green Economy”. Dalam sesi ini, Direktur Corporate Affairs & Sustainability Nestlé Indonesia, Sufintri Rahayu, hadir bersama sektor swasta lainnya dari sektor industri serta waste player.
Dalam paparannya, Sufintri turut menjelaskan upaya komprehensif Nestlé Indonesia dalam mendorong ekonomi sirkular dan sistem pangan berkelanjutan. Ia menyampaikan bahwa perusahaan tidak hanya berfokus pada inovasi kemasan, tetapi juga membangun ekosistem keberlanjutan dari hulu ke hilir.
Mulai dari pendampingan petani melalui praktik pertanian regeneratif, transisi menuju energi terbarukan di pabrik kami, pengurangan penggunaan plastik, komitmen dalam pengumpulan sampah plastik untuk mengurangi sampah plastik berakhir di TPA hingga meningkatkan kesadaran konsumen untuk mengajak mereka mengelola sampah rumah tangga mereka untuk memastikan waste free behaviour yang mana ha ini kami lakukan bersama denganmitra ritel, agregator sampah dan pendaur ulang sampah.
“Di Nestlé Indonesia, kami meyakini bahwa keberlanjutan bukan sekadar strategi, melainkan tanggung jawab bersama. Kami menghadirkan solusi menyeluruh dari hulu ke hilir—mulai dari mendampingi petani dengan praktik pertanian regeneratif, mengurangi emisi gas rumah kaca, mengembangkan kemasan yang lebih mudah didaur ulang, hingga memperkuat sistem pengumpulan dan daur ulang sampah plastik. Inisiatif ini tidak hanya menurunkan jejak karbon dan plastik, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi komunitas. Kami percaya bahwa kolaborasi adalah kunci percepatan perubahan, karena ini adalah tanggung jawab bersama untuk memulihkan bumi demi generasi mendatang,” ujar Sufintri dalam sesi tersebut.
